Selasa, 30 Agustus 2016

Hubungan dan Resiko Kanker Payudara Pada Ibu Menyusui

Kanker payudara adalah penyakit dengan resiko tinggi yang sering menyerang wanita. Tidak hanya wanita, terkadang ada juga pria yang terjangkit penyakit ini. Terkadang ada juga yang menghubungkan resiko kanker payudara pada ibu menyusui. Kegiatan menyusui sendiri adalah kegiatan yang penting baik bagi ibu maupun bagi buah hati. Menyusui setelah melahirkan terutama akan memperkuat ikatan antara ibu dan bayi. Seorang ibu pastinya ingin memberi gizi penuh bagi buah hatinya. Selain itu, kolostrum yang terdapat pada Air Susu Ibu atau ASI yang penting daya tahan buah hati saat tumbuh nanti hanya diproduksi 24-48 jam setelah melahirkan. Sehingga segera setelah melahirkan hingga seterusnya, menyusui menjadi kegiatan yang sangat penting.

Menyusui Menurunkan Resiko Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan mutasi gen yang abnormal yang terjadi di payudara. Kanker payudara bisa menyerang karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor usia, faktor pola hidup, faktor genetik, faktor periode menstruasi, faktor kegemukan, faktor kontrasepsi, faktor hormon tubuh, faktor kurang olahraga, faktor riwayat penyakit, dan faktor lainnya.

Selain faktor-faktor tersebut, faktor tidak menyusui ternyata juga mempengaruhi. Berdasarkan penelitian, perempuan yang menyusui dengan yang tidak menyusui mempunyai faktor resiko yang berbeda. resiko kanker payudara pada ibu menyusui ternyata lebih kecil dibandingkan resiko pada mereka yang tidak menyusui. Menyusui dapat mencegah peradangan pada payudara, dan oleh karenanya memperkecil resiko terkena kanker payudara.

Bagi ibu yang tidak menyusui, resikonya memang lebih besar, namun bukan berarti resiko kanker payudara pada ibu menyusui tidak ada sama sekali. Karena ada kasus di mana perempuan yang menyusui tetap terkena kanker payudara. Jadi bagi para ibu menyusui, jika merasakan adanya benjolan yang agak keras pada payudara sebaiknya periksakan dulu ke dokter dan stop menyusui sementara waktu. Selain itu, jika ada perubahan bentuk yang tidak biasa, bengkak sebagian atau keseluruhan, rasa nyeri pada payudara atau puting, puting mengalami retraksi atau masuk ke dalam, keluar cairan nanah atau malah darah, ataupun kelenjar getah bening yang membengkak maka harus langsung diperiksakan juga. Hal tersebut dapat menjadi indikasi adanya kanker payudara.

Namun hebatnya, menyusui dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara hingga 59% meskipun Anda memiliki riwayat penyakit kanker payudara sekalipun. Jadi dengan demikian, menyusui ataupun tidak menyusui bukanlah jaminan untuk tidak terkena kanker payudara. Resiko kanker payudara bisa saja meningkat atau menurun setiap saat tergantung faktor-faktor yang terjadi pada orang tersebut. Termasuk juga resiko kanker payudara pada ibu menyusui juga bisa meningkat maupun menurun.

0 komentar: